Perlahan kumulai terlelap kembali menapaki mimpi
Mimpi yang menawarkan kenyamanan
Namun sayang itu hanyalah khayalan
Titian berat tumpuan kehidupan
Menjepitku lalu perlahan mematikanku
Aku tak
berdaya
Semua
luka telah binasa
Canda dan
tawa hanya omong kosong semata
Yang
ada hanya siksa yang mengekang dada
Ingin kutertawakan
Betapa bodohnya jalan hidupku
Ingin kumenjerit
Betapa siksa ini menyakitiku
Namun sayang ini semua adalah alur kehidupanku
Aku tak
berdaya aku tak berharga
Kuharapkan
secerca lentera
Yang
akan kutemukan diujung kegelapan
Lalu
perlahan dia lukiskan kehangatan
Tapi,
apakah itu semua akan menjadi nyata ?
Sungguh
kutak percaya
ini puisi saya, bagaimana?
BalasHapus